Durio adalah nama marga durian; termasuk ke dalam suku Malvaceae (dahulu Bombacaceae), anak suku Helicteroideae. Dari sekitar 27-30 spesies anggota marga ini, sejauh ini diketahui sembilan spesies yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Meskipun demikian, masih banyak spesies yang buahnya belum berhasil dikoleksi atau belum dikenal dengan baik; dan masih sangat mungkin untuk mendapatkan spesies lain yang buahnya mungkin dapat dimakan.[1] Kostermans pada tahun 1958 melaporkan persebaran 27 spesies Durio: 18 di Kalimantan, 11 di Semenanjung Malaya, dan 7 di Sumatra.[2] Hasil kajian terhadap koleksi herbarium di Kebun Raya Bogor menunjukkan bahwa di Indonesia ada sedikitnya 20 jenis Durio: 18 di Kalimantan, 7 di Sumatra, dan masing-masing satu di Jawa, Bali, Sulawesi, dan Maluku.[2]
Delapan spesies yang buahnya telah diketahui dapat dimakan, adalah:
Durio grandiflorus (Mast.) Kosterm. & Soegeng atau durian munjit, yang sebelumnya dimasukkan sebagai durian yang dapat dimakan, sekarang dianggap sebagai variasi dari Boschia grandiflora Mast.
Selebihnya adalah jenis-jenis yang belum diketahui menghasilkan buah yang dapat dimakan. Ialah:
Durio adalah nama marga durian; termasuk ke dalam suku Malvaceae (dahulu Bombacaceae), anak suku Helicteroideae. Dari sekitar 27-30 spesies anggota marga ini, sejauh ini diketahui sembilan spesies yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Meskipun demikian, masih banyak spesies yang buahnya belum berhasil dikoleksi atau belum dikenal dengan baik; dan masih sangat mungkin untuk mendapatkan spesies lain yang buahnya mungkin dapat dimakan. Kostermans pada tahun 1958 melaporkan persebaran 27 spesies Durio: 18 di Kalimantan, 11 di Semenanjung Malaya, dan 7 di Sumatra. Hasil kajian terhadap koleksi herbarium di Kebun Raya Bogor menunjukkan bahwa di Indonesia ada sedikitnya 20 jenis Durio: 18 di Kalimantan, 7 di Sumatra, dan masing-masing satu di Jawa, Bali, Sulawesi, dan Maluku.